Malam itu hujan deras dan aku
masih tertahan di stasiun menanti ayahku menjemput. And well.. ayahku datang tanpa jas hujan padahal kami akan pulang
naik motor. Bagaimana mungkin padahal seperangkat alat elektronik dibayar tunai
sedang bersemedi di dalam tasku. Sebelum
memulai perjalanan menuju rumah tercinta akhirnya makan bakso stasiun menjadi
pilihan sambil menanti hujan reda. Dan benar saja, bakso sudah habis plus
lontong dan teh hangat maka hujan sedikit demi sedikit pergi dan memberi
kesempatan pengguna motor tanpa jas hujan melenggang di jalan raya untuk
melanjutkan perjalanan. Tapi bukan hujan jika tak menyisakan satu lagi masalah.
Genangan air di jalan raya ternyata tidak bisa dianggap enteng. Nampaknya
sepele tapi berpotensi bahaya sangat besar bahkan sampai tingkat dewa.
Jalanan malam dengan lampu
temaram dan udara pasca hujan mungkin sukses membuat pengguna motor mengantuk
dan hilang sedikit konsentrasi. Termasuk salah satu pengguna jalan entah siapa
namanya, sebut saja Nn.X yang sedang membonceng wanita separuh baya sebut saja
Ny.Y. Sepeda motor matic dengan body ramping berwarna putih itu berhenti begitu
saja di tengah jalan. Ternyata Ny.Y telah jatuh dari motor beberapa meter
dibelakang Nn.X tanpa ia disadari.
Bagaimana bisa? Ternyata saat melewati Genangan air hujan di tengah jalan raya,
jalan itu berlubang cukup besar sehingga menimbulkan goncangan yang mungkin
mirip gempa bumi sehingga Nn.X tidak sempat tahu bahwa Ny.Y sudah terjatuh
dengan kedua sandal telah berserakan di tengah jalan. Bagusnya Ny.Y mengenakan
helm yang telah dikaitkan sampai bunyi klik! Hal yang sepele tapi berarti
sangat besar ketika hal yang tidak diinginkan terjadi di jalan.
Kejadian Nn.X dan Ny.Y mengundang
perhatian pengguna jalan yang lain sehinga seketika TKP menjadi ramai. Tapi
perjalanan masih jauh sehingga aku dan ayah melanjutkan perjalanan setelah
mendapat sekilas info itu tadi. Sepanjang jalan aku jadi tertarik untuk
memperhatikan kondisi jalan. Ternyata lubangan-lubangan di aspal itu bertebaran
hampir di 30 titik sepanjang kurang lebih 15 kilometer menuju rumahku. Mulai
dari lubang yang besar dan cukup dalam, lubang yang luas tapi dangkal, bahkan
lubang lubang kecil yang bertebaran. Padahal ini adalah jalan provinsi yang
seharusnya menjadi perhatian khusus bagi semua petinggi pemerintahan. Apakah
pajak yang selama ini dibayar masih belum cukup menutupi biaya perbaikan dan
perawatan jalan? Atau mungkin belum menemukan waktu yang pas untuk melakukan
perbaikan jalan? Entahlah… Bagaimana mungkin pembangunan akan menjalar ke
pelosok terpencil jika jalan raya provinsi yang berada di kabupaten saja sudah
luput dari perhatian. Bukan ungkapan pesimis tapi lebih condong pada
ketidakpercayaan yang sebenarnya sama saja dengan pesimis. Tapi besar harapan
rakyat kepada pemerintah untuk selalu meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana di bidang perhubungan khususnya jalan raya. Karena jalan raya adalah
akses yang ada di semua provinsi dan digunakan sehari-hari sehingga sangat
dekat dengan masyarakat.
 |
kalo banjir gini, harus tau dimana aja lubang2nya |
 |
tapi sudah ada beberapa perbaikan.. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar